Siapa yang tidak kenal BlackBerry, brand HP yang sempat booming di tahun 2000an dengan aplikasi bawaan BBM (BlackBerry Messenger) dan keyboard QWERTY fisik itu, kabarnya akan menjual paten yang terkait dengan perangkat seluler, pengiriman pesan, maupun teknologi jaringan nirkabel (wireless) seharga $600 juta (atau setara 8,63 Triliun Rupiah) ke sebuah perusahaan yang khusus dibentuk untuk memperoleh lisensi-lisensi BlackBerry, yaitu Catapult IP Innovations.
Langkah ini dilakukan beberapa minggu setelah BlackBerry mencabut layanan bisnis untuk ponsel pintarnya yang pernah ada di mana-mana, yang dilirik oleh para eksekutif, politisi, dan banyak penggemar di awal 2000-an. Hal itu dikabarkan oleh Reuters di websitenya.
Konon kabarnya, perusahaan yang akan memperoleh lisensi-lisensi BlackBerry tersebut dibentuk untuk mengejar perusahaan-perusahaan yang diduga “mencuri’ hak paten dari BlackBerry, sebagaimana dulu dilakukan oleh perusahaan induk BlackBerry, Research In Motion Limited (RIM). Sehingga Catapult IP Innovations, diduga tidak akan memiliki produk lain dan hanya fokus mengejar duit dari pelanggaran hak paten tersebut.
BlackBerry memang telah beberapa kali mencoba untuk kembali ke dunia gadget. Hal itu terlihat setelah BlackBerry beberapa kali meluncurkan handphone jenis baru, termasuk diantaranya BlackBerry Key 2 yang mengadopsi kembali keyboard fisik seperti ciri khasnya dulu, dan BlackBerry Motion yang sepenuhnya layar sentuh. Bahkan agar tidak kalah saing, mereka sudah “menyerah” dengan sistem operasi BlackBerry miliknya, dan seluruh gadget yang di rilisnya menggunakan sistem operasi Android. Namun demikian, hype serta antusias masyarakat sudah tidak seperti dahulu terhadap BlackBerry. Sudah lebih banyak HP berbasis Android yang lebih terjangkau serta lebih kaya fitur.
Sebenarnya kalau kita menelisik kebelakang, BlackBerry memiliki kesempatan emas ketika masa kejayaannya untuk melawan kehadiran Android serta iPhone dengan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman serta mengikuti kebutuhan customer. Sayangnya, BlackBerry tidak cepat beradaptasi, dan tergurus dengan kehadiran Android dan iPhone. Mereka terperangkap di zona nyamannya dengan produk yang mereka yakini tetap akan digunakan oleh konsumen, namun tidak menyadari bahwa produk-produk menggunakan sistem operasi Android, jauh lebih flexible, affordable/terjangkau, multi purpose/bisa digunakan untuk banyak hal, serta user friendly.
Tentu sebenarnya, Android dan BlackBerry saat itu memiliki segment market yang berbeda: Android lebih berpusat pada pengembang aplikasi sementara BlackBerry lebih banyak melayani bisnis. Android memiliki banyak aplikasi yang menarik sementara BlackBerry diciptakan untuk para pebisnis di dunia korporat. BlackBerry diciptakan dengan keamanan, sementara Android (pada masanya) dipertanyakan keamanannya.
Namun justru disanalah penyebab kegagalan BlackBerry: BlackBerry kalah dari Apple dan Android untuk dominasi pasar smartphone, pada dasarnya, karena fokus yang berlebihan pada layanan bisnis/korporat serta tidak memerhatikan selera dan preferensi konsumen. Selain itu, BlackBerry dikenal di dunia developer sebagai OS yang memiliki sedikit pengembang aplikasi.
Apakah Blackberry akan dihidupkan kembali di masa yang akan datang dan hype seperti dimasa lalunya? Who knows. Namun demikian, saat ini kehadiran gadget BlackBerry sudah tidak lagi seperti dahulu meskipun sudah mengadopsi sistem operasi Android.
Namun untuk sebagian kalangan, BlackBerry masih menjadi pilihan, terutama karena core business BlackBerry saat ini berfokus pada layanan keamanan dan perangkat lunak keamanan. Sehingga bisa dipastikan, bahwa gadget BlackBerry yang saat ini masih beredar, memiliki standard keamanan yang tinggi.
Bagaimana tanggapan anda? Tuliskan di kolom komentar ya!
Passionate Hotelier. Let’s get connected on LinkedIn!
Experienced over 10 years in hotel and serviced-apartment operations. Throughout my career, I have developed a deep understanding of the hospitality industry and the importance of delivering exceptional service to guests. My experience has allowed me to develop a range of skills that are essential in this industry, including managing daily operations, finance, human resources & development, IT, marketing (including digital marketing activities), and handling guest complaints and feedback.
Current Occupation: Executive Assistant Manager at Hotel Ayola Lippo Cikarang
I’m also currently the director of PT. Ifaza Digital Technologies, an IT solutions company dedicated to transforming the world of technology. Our mission is to connect, empower, and inspire the tech industry, elevating its standards and driving excellence. Visit us at https://ifazatechnologies.id.
Lets get in touch! Click https://www.linkedin.com/in/fetrian-amnur/