Dalam industri perhotelan yang kompetitif, memahami siapa pelanggan ideal Anda adalah kunci untuk menciptakan strategi pemasaran yang efektif. Salah satu cara terbaik untuk mencapai pemahaman ini adalah dengan menentukan buyer persona di perhotelan. Artikel ini adalah panduan lengkap untuk menentukan buyer persona di perhotelan, dengan harapan dapat Meningkatkan Strategi Pemasaran Anda.
Apa Itu Buyer Persona?
Buyer persona adalah representasi semi-fiktif dari pelanggan ideal Anda berdasarkan riset pasar dan data nyata tentang pelanggan Anda yang ada (fictional profile of your ideal customer). Buyer persona mencakup informasi demografis, perilaku, motivasi, dan tujuan pelanggan. Dengan memahami buyer persona, Anda dapat menyesuaikan strategi pemasaran untuk lebih efektif menjangkau dan melayani pelanggan Anda.
Mengapa Buyer Persona Penting di Perhotelan?
- Memahami Kebutuhan Pelanggan: Dengan mengetahui siapa pelanggan Anda, Anda dapat memahami kebutuhan dan preferensi mereka, sehingga dapat menawarkan layanan yang lebih sesuai (personalized service).
- Meningkatkan Pengalaman Pelanggan: Buyer persona membantu Anda menciptakan pengalaman yang lebih personal dan memuaskan bagi tamu hotel.
- Mengoptimalkan Strategi Pemasaran: Dengan informasi yang tepat, Anda dapat mengarahkan upaya pemasaran Anda dengan lebih efektif, meningkatkan ROI.
Cara Menentukan Buyer Persona di Perhotelan
- Kumpulkan Data Pelanggan: Mulailah dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti survei pelanggan, dan analisis data dari PMS Anda. Lebih baik lagi jika Anda bisa wawancara langsung dengan pelanggan Anda. Fokus pada informasi demografis, perilaku, dan preferensi pelanggan.
- Identifikasi Segmen Pelanggan: Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, identifikasi segmen pelanggan utama Anda. Misalnya, dalam industri perhotelan, segmen ini bisa mencakup wisatawan bisnis, wisatawan liburan, dan tamu jangka panjang (longstay guests).
- Buat Profil Buyer Persona: Untuk setiap segmen, buat profil buyer persona yang mencakup:
- Nama dan Latar Belakang: Berikan nama fiktif dan latar belakang singkat.
- Demografi: Usia, jenis kelamin, pekerjaan, dll.
- Tujuan dan Motivasi: Apa yang mereka cari saat menginap di hotel Anda?
- Tantangan dan Kebutuhan: Apa masalah utama yang mereka hadapi dan bagaimana hotel Anda bisa membantu?
- Pendapatan: berapa pendapatan mereka per bulan? Ini penting untuk bisa mengetahui Buying Power (kekuatan untuk membeli)
- Preferensi: Apa yang mereka sukai dalam hal fasilitas dan layanan hotel?
- Apa Saluran Komunikasi dan Social Media Favorit: untuk mengetahui saluran komunikasi yang mereka lebih sering kunjungi
- Validasi dan Perbarui: Setelah membuat profil, validasi dengan tim pemasaran dan layanan pelanggan Anda. Pastikan informasi yang Anda miliki akurat dan relevan. Perbarui profil secara berkala berdasarkan umpan balik dan data baru.
- Implementasikan dalam Strategi Pemasaran: Gunakan buyer persona untuk mengarahkan kampanye pemasaran Anda. Sesuaikan pesan, penawaran, dan saluran komunikasi Anda agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi setiap persona.
Contoh Buyer Persona di Perhotelan
Nama: Budi, 35 tahun, Manajer Proyek
- Demografi: Pria, menikah
- Tujuan: Menginap untuk keperluan bisnis, mencari kenyamanan dan fasilitas untuk bekerja
- Motivasi: Lokasi strategis, fasilitas bisnis seperti ruang rapat dan Wi-Fi cepat
- Tantangan: Waktu terbatas, membutuhkan proses check-in dan check-out yang cepat
- Pendapatan: Rp. 7.000.000/Bulan
- Preferensi: Kolam renang dan gym untuk kebugaran terutama pulang kerja. Sebaiknya dekat dengan cafe atau tempat makan eksternal.
- Social Media Favorit: Instagram
Dari data diatas, bisa dianalisa banyak hal. Sebagai contoh:
- Bahwa pelanggan kebanyakan datang untuk keperluan bisnis, sehingga memerlukan fasilitas maupun preferensi yang mendukung kegiatan bisnis, seperti check-in/out yang cepat, WIFI, dsb. Selain itu, fasilitas seperti kolam renang dan gym perlu dipastikan fungsionalitasnya dan kebersihannya, serta jangan lupa perhatikan opening hours nya untuk memfasilitasi pelanggan Anda.
- Bahwa meski pendapatannya Rp. 7.000.000/Bulan, kebanyakan fasilitas dibayarkan oleh perusahaan. Cafe akan mereka pakai untuk pertemuan-pertemuan informal.
- Dibutuhkan sales yang aktif untuk mencari pelanggan, karena kebanyakan akan deal langsung dengan sales (mengingat ini adalah untuk keperluan bisnis, maka biasanya langsung ke corporate nya).
- Hotel bisa mengundang pelanggan untuk follow Instagram account milik hotel. Hotel lalu bisa mempromosikan promo-promo terbaru di akun Instagram milik hotel.
Diatas tadi adalah contoh buyer persona dan contoh analisa dari data buyer persona. Dengan menetapkan buyer persona yang tepat, hotel Anda dapat lebih efektif menjangkau dan melayani pelanggan, meningkatkan kepuasan tamu, dan pada akhirnya, meningkatkan pendapatan.
Semoga panduan ini membantu Anda dalam menentukan buyer persona di perhotelan dan mengoptimalkan strategi pemasaran Anda!
Baca juga: Berapa Idealnya Rasio Manning di Perhotelan
Passionate Hotelier. Let’s get connected on LinkedIn!
Experienced over 10 years in hotel and serviced-apartment operations. Throughout my career, I have developed a deep understanding of the hospitality industry and the importance of delivering exceptional service to guests. My experience has allowed me to develop a range of skills that are essential in this industry, including managing daily operations, finance, human resources & development, IT, marketing (including digital marketing activities), and handling guest complaints and feedback.
Current Occupation: Executive Assistant Manager at Hotel Ayola Lippo Cikarang
I’m also currently the director of PT. Ifaza Digital Technologies, an IT solutions company dedicated to transforming the world of technology. Our mission is to connect, empower, and inspire the tech industry, elevating its standards and driving excellence. Visit us at https://ifazatechnologies.id.
Lets get in touch! Click https://www.linkedin.com/in/fetrian-amnur/